Kelompok Tani Tegalbang Atasi Masalah Distribusi Pupuk

Palang – Distribusi pupuk pemerintah bagi para petani desa tegalbang masih jauh dari harapan. Setidaknya dalam setiap pendistribusian pupuk dari pemerintah kepada petani desa tegalbang, belum mampu dioptimalkan dalam aktivitas petani yang bercocok tanam dalam 3 kali musim.
Desa tegalbang dapat dikatakan sebagai desa yang masih alami dan memiliki lahan pertanian yang melimpah. Letaknya memang tak jauh dari kota, hanya saja pemukiman yang ada di desa ini terbilang masih sangat jarang. Desa tegalbang ini memiliki luas wilayah 183 hektar yang terbagi menjadi dua dusun yakni dusun Banjarsari dan dusun Krajan Indah.
Mayoritas penduduk desa tegalbang ini berprofesi sebagai petani. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk desa ini memiliki lahan-lahan luas yang dapat dimanfaatkan sebagai area pertanian. Kondisi tanah yang ada di desa tegalbang ini berupa tanah kering dan tadah hujan. Maka tak heran jika cuaca sangat mempengaruhi aktivitas pertanian di desa ini. Mengingat belum adanya perairan yang memadai dan juga terdapat kendala biaya dalam melakukan pengeboran untuk sistem pengairan.
Jenis produk yang dihasilkan oleh petani desa tegalbang ini berupa jagung dan juga kacang. Kedua produk tersebut menjadi keunggulan desa ini, meski produk kacanglah yang lebih dominan dihasilkan. Para petani desa tegalbang melakukan penanaman kacang saat datangnya musim panas. Saat ini musim hujan sedang melanda desa ini, maka tak heran jika jagung menjadi salah satu tanaman yang menghiasi desa tegalbang.
Kelompok tani sidorukun seakan menjadi bukti nyata desa tegalbang sebagai desa pertanian. “kelompok tani sidorukun ini sudah ada dari 10 tahun yang lalu, saya adalah generasi kedua pengganti ketua terdahulu yang meninggal dunia.” Kata Mukarrobin, ketua kelompok tani sidoruku. “Sebenarnya dahulu sudah ada kelompok tani meski belum bernama kelompok tani.” Lanjut Mukarrobin. Tujuan daripada kelompok tani sidorukun lebih mengedepankan kesejahteraan para petani khususnya petani yang ada di desa tegalbang. Selain itu kelompok tani sidorukun menjadikan petani sebagai prioritas utama untuk mensukseskan setiap program tani yang ada di desa tegalbang.
Sidorukun memiliki kegiatan-kegiatan yang banyak dan tentunya sangat bermanfaat bagi para petani. Sekolah Lapangan (SL) tentang jagung dan kacang menjadi salah satu kegiatan rutin yang diadakan oleh kelompok tani sidorukun ini. Kegiatan yang satu ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada para petani tentang bagaimana cara-cara yang dilakukan saat bercocok tanam terlebih dalam menanam jagung dan kacang mulai dari penanaman, perawatan, hingga saat panen. Sekolah Lapangan biasanya diikuti oleh sebagian besar para petani yang termasuk dalam anggota kelompok tani. Para petani yang mengikuti sekolah lapangan ini diberikan pengarahan oleh para pemateri, sekaligus ditunjukkan bagaimana praktek kerjanya.
Selain sekolah lapangan adapun studi banding yang diselenggarakan oleh kelompok tani ini. Studi banding ini dilakukan dengan meninjau langsung pertanian-pertanian lain seperti di kota Malang, Surabaya, dan lain-lain. Petani yang mengikuti studi banding ini tak sebanyak yang mengikuti sekolah lapangan, mengingat lokasinya yang jauh dan memerlukan biaya banyak. Maka para petani yang mengikuti hanya sebagian saja, namun bergantian satu sama lain. “misal kalau petani sudah mengikuti studi banding, maka petani tersebut nantinya digantikan oleh petani lain yang belum pernah mengikuti studi banding apabila diselenggarakan lagi program studi banding tersebut.” Terang Mukarrobin.
Terlepas dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok tani sidorukun, adapun beberapa kendala yang sering didapati oleh kelompok tani sidorukun. Masalah hama dan penyakit yang sering melanda petani menjadi salah satu masalah yang sering terjadi, namun hal tersebut dapat teratasi dengan baik karena kelompok tani ini melakukan tinjauan langsung bersama dengan dinas pertanian terkait. Tinjauan langsung tersebut dilaksanakan dengan tujuan mengamati hama ataupun penyakit yang menyerang tanaman, kemudian diberikan suatu solusi terkait hal tersebut hingga pemberian obat bagi tanaman-tanaman yang bermasalah. Selain masalah hama dan penyakit, adapun suatu kendala yang cukup besar dan hampir terjadi setiap kali di desa tegalbang mengenai distribusi pupuk.
Distribusi pupuk yang dilakukan oleh pemerintah dirasa kurang sesuai dengan kondisi yang ada di desa tegalbang. Mengingat hampir 90% penduduk tegalbang ini berprofesi sebagai petani dan tak sedikit yang memiliki lahan di desa tetangga yang kebetulan dekat dengan desa tegalbang. Penduduk desa tegalbang tidak sepenuhnya memiliki lahan yang berada di desa tersebut. Beberapa petani dari desa tegalbang ini melakukan aktivitas bercocok tanam di lahan milik sendiri yang berada di desa sumurgung. Hal tersebutlah yang menjadi masalah pendistribusian yang pertama, belum lagi di desa tegalbang ini petani bertani tiga kali musim. Pemerintah mendistribusikan pupuk berdasarkan lahan milik petani dalam hektar. Hal tersebut sama halnya dengan pupuk distribusi pemerintah digunakan dalam 1 kali musim panen, sedangkan petani desa tegalbang melakukan 3 kali musim panen setiap tahunnya. Mengingat kebutuhan pupuk sebesar 3 kali lipat dari subsidi, kelompok tani biasanya mencari pupuk di daerah lain yang memiliki subsidi lebih meskipun dengan harga yang lebih mahal. “soal harga kami tidak mempermasalahkan, karena pupuk adalah kebutuhan para petani yang harus dipenuhi.” Ungkap Mukarrobin. “biasanya aja saat pupuk sudah sampai di desa tegalbang sehari bisa langsung habis, bahkan ada beberapa petani yang sampai bertengkar memperebutkan pupuk distribusi dari pemerintah tersebut.” Lanjut Mukarrobin.
Dengan adanya komunitas tani ini diharapkan nantinya petani-petani yang ada di desa tegalbang bisa menjadi lebih maju dan hasil panen dapat selalu dimaksimalkan. Tak lupa masalah-masalah yang berkaitan dengan pertanian seperti distribusi pupuk dan lain-lain dapat segera teratasi, sehingga kesejahteraan petani di desa tegalbang ini. (Fir)

Komentar