Mengungkap Bisnis Ternak di Desa Tegalbang

Palang – Lahan luas dan jauh dari pemukiman bukanlah suatu alasan untuk melakukan suatu usaha yang menguntungkan. Kondisi tempat seperti itu seakan menjadi pendorong Iffan Arianto (33 tahun) untuk mendirikan dan mengembangkan usahanya dalam bidang peternakan.
Bagi sebagian penduduk daerah Tuban, kata Tegalbang mungkin tidak asing terdengar di telinga. Namun, hanya segelintir orang saja yang mengetahui kondisi alam dan lokasi desa ini secara nyata. Desa Tegalbang termasuk desa yang terbilang memiliki lahan yang luas dengan kepadatan penduduk yang lumayan rendah. Seakan menciptakan suasana desa yang masih terlihat alami. Mayoritas penduduk desa tegalbang ini bekerja sebagai petani, hal tersebut dikarenakan lahan pertanian yang cukup luas telah tersebar di berbagai area desa ini. Aktivitas bercocok tanam memang bukan suatu hal aneh terlebih di pedesaan, namun bagaimana jadinya apabila di sebuah desa terdapat peternakan dengan kategori peternakan yang cukup besar dengan jangkauan yang luas.
Bonang Farm menjadi bukti nyata adanya peternakan besar yang bediri di desa tegalbang ini. Mengingat tanah yang dimiliki oleh Iffan Arianto berada pada kondisi desa dengan lahan yang luas dan terbilang jauh dari pemukiman penduduk, menjadi suatu nilai lebih bagi beliau untuk mendirikan bisnis ternaknya.
Bonang Farm didirikan oleh Iffan Arianto seorang Dokter Hewan sekaligus Direktur Bonang Farm di desa tegalbang, kecamatan palang pada bulan November 2016 silam. Selain di desa tegalbang, bisnis ternak ini juga terdapat di beberapa tempat lain salah satunya di Permata Bonang (Perbon) Tuban. Usaha Pribadi dalam bidang peternakan ini memiliki konsep bisnis sebagai supermarket ternak qurban yang melayani pembelian hewan qurban berupa sapi, kambing dan domba. Bonang Farm memfokuskan pada sistem penggemukan (fattening) terhadap hewan ternaknya.
Bonang Farm memiliki beberapa kategori dan jenis hewan yang diternakan. Sapi menjadi salah satu hewan ternak yang memiliki jenis terbanyak diantara hewan ternak yang lain. Terdapat tiga jenis sapi yang diternakan di Bonang Farm. Sapi jenis limosin menjadi salah satu hewan ternak paling cocok dengan sistem penggemukan yang diterapkan pada Bonang Farm, mengingat sapi limosin memiliki keunggulan dalam bidang berat badan dan termasuk tipe sapi pedaging. Selain itu, terdapat sapi simental yang juga memiliki keunggulan dalam bidang berat badan namun kualitasnya tak seunggul sapi limosin. Terakhir yaitu sapi lokal yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hewan ternak berupa domba, Bonang Farm membaginya dalam kategori domba kecil dan domba semi garuk. Sedangkan hewan ternak berupa kambing, hanya memiliki satu kategori ataupun jenis yaitu kambing jawa. Iffan Arianto mengungkapkan bahwa “Kapasitas hewan ternak di Bonang Farm Tegalbang yang berupa kambing dan domba saat ini berjumlah 400 ekor, sedangkan untuk sapi berjumlah 32 ekor”.
Dalam segi perawatan hewan ternak, Iffan Arianto mempercayakannya kepada 4 karyawan yang bekerja di Bonang Farm tersebut. Namun, untuk masalah kesehatan hewan ternak ditangani langsung oleh dokter hewan yang benar-benar ahli dan paham mengenai kesehatan hewan ternak. Langkah pengobatan hewan ternak di Bonang Farm ini memiliki SOP (Standart Operasional Procedure) tersendiri yang meliputi pemberian vitamin, vaksin, dan lain-lain. Masalah pakan ternak bukanlah suatu kendala bagi Iffan Arianto, mengingat bahwa Iffan juga memiliki bisnis produksi perihal pakan ternak yang bernama Bonang Feed. Hal tersebut seakan menjadikan peternakan milik Iffan Arianto ini menjadi salah satu peternakan yang memiliki pengelolaan secara terstruktur dan sistematis.
Hal lain yang tak kalah penting untuk dipikirkan dalam menjalankan bisnis ternak, ialah kotoran ternak. Hal yang satu ini kerap kali hanya dipandang sebagai limbah yang tak berharga. Namun lain halnya dengan Iffan Arianto, beliau mengatakan bahwa “untuk kotoran ternak sendiri tidak kami buang begitu saja, melainkan kami olah menjadi pupuk kandang. Ada kalanya kotoran hewan ini juga diminta warga sekitar untuk kebutuhan pertanian mereka, pihak Bonang Farm mempersilahkan tanpa adanya larangan bagi warga sekitar untuk mengambil kotoran hewan tersebut.” Dalam pengolahan kotoran ternak ini Iffan Arianto menggaet beberapa industri pembuatan pupuk untuk bekerjasama. “Dalam kerja sama ini, menggunakan sistem pergantian. Ada kalanya pihak sini yang mengambil, terkadang pihak sana yang mengambil dari sini,” ujar Iffan Arianto.
Dari segi pemasarannya, Bonang Farm dapat dikatakan sebagai salah satu peternakan di Tuban yang memiliki jangkauan pemasaran yang luas dikarenakan memiliki beberapa agen resmi yang tersebar. Selain pemasaran melalui agen resmi, hewan ternak yang ada di Bonang Farm juga dipasarkan melalui brosur-brosur yang disebar luaskan dan juga melalui media internet. Meskipun konsep Bonang Farm adalah supermarket hewan qurban, namun permintaan pembelian hewan non qurban pun tetap dilayani sebagaimana mestinya, hanya saja di khususkan bagi masyarakat yang berada di area Tuban – Lamongan.
Seluruh pencapaian, konsep, dan pengelolaan bisnis ternak secara sistematis tak terlepas dari pembinaan yang dilakukan oleh Bapak Ir. Maskur, mantan Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur yang berasal dari Kota Surabaya. Berkat pembinaan Bapak Ir. Maskur dan juga tangan dingin Bapak drh. Iffan Arianto dalam menjalankan usahanya, Bisnis di bidang peternakan ini seakaan memunculkan ide-ide usaha yang beraneka ragam. Awalnya hanya sebuah bisnis ternak dengan konsep supermarket hewan qurban, kemudian bisnis pakan ternak bernama Bonang Feed, dan ada suatu konsep bisnis ternak baru yaitu Bonang Aqiqoh yang masih dalam tahap perencanaan. (Fir)

Komentar

Posting Komentar