Menilik Agro Bisnis Belimbing Madu di Desa Tegalbang, Omset 35 Juta Sekali Panen


Sukses merupakan dambaan bagi semua orang, siapa yang tidak mau sukses. Semua orang pasti memimpikan ha litu, perihal keberuntungan itu nomor sekian dari faktor kesuksesan seseorang. Dari sekian banyak pengusaha yang sukses, tidak satupun yang langsung berhasil membangun bisnisnya mereka pasti menemui kegagalan. Salah satu pengusaha yang sukses setelah melewati kegagalan tersebut adalah bambang sutrisno.
Bambang sutrisno seorang petani belimbing madu yang berasal dari Desa Tegalbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Memang kebanyakan warga Desa Tegalbang  bermata pencaharian sebagai petani, namun mereka hanya menanam jagung dan kacang. Pria yang akrab disapa Bambang ini berinisiatif untuk menanam tananam lain selain jagung dan kacang di ladangnya. Berawal dari saudaranya yang memberikan bibit belimbing madu, ia lalu menanam bibit tersebut dilahannya. Melihat perawatan belimbing yang cukup mudah, dan belimbing merupakan salah satu jenis buah yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan minat pasar yang cukup besar, bersama sang istri Bambang ingin memulai berkebun belimbing .
Manfaat buah belimbing untuk kesehatan juga sangat baik maka buah belimbing banyak dicari dan dijadikan agro bisnis yang cukup menjajikan. Berbeda dengan kebanyakan buah konsumsi, belimbing tidak mengenal musim, setiap saat bisa berbuah. “Kuncinya adalah pasokan air, apalagi 80 persen daging buah belimbing mengandung air, kalau air cukup pohon akan terus berbuah,” ujar Bambang yang memulai budidaya belimbing sejak tahun 2010. Awalnya ia menanam 80 pohon belimbing dalam satu lahan, tetapi sekarang ia sudah mempunyai lahan sekitar satu hektar lebih.
Tak ada resep khusus dalam budidaya belimbing, sebelum menanam tanah diolah terlebih dulu. “Jarak tanam antar pohon sekitar 6 meter dan kedalaman 70 sentimeter, tanah kemudian diberi pupuk kandang dan sedikit NPK,” terangnya. Pupuk kandang ini membuat buah belimbing terasa manis. Umur satu tahun, belimbing sudah mengeluarkan buah sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Agar belimbing cepat berbunga, batang pohonnya disemprot dengan perangsang buah. Batang pohon juga harus dibersihkan dari ranting yang tidak produktif, sebab buah yang menempel di batang butuh penyinaran matahari agar cepat pembungaan. “Setelah berbunga dalam rentang waktu tiga minggu sampai satu bulan, muncul buah belimbing kecil yang berukuran sekitar ibu jari kaki, sebulan kemudian buah sudah bisa dibungkus,” paparnya. Langkah pembungkusannya, buah dibungkus dengan koran dengan tujuan untuk menjaga kelembabannya, lalu bungkus dengan plastik agar terhindar dari air hujan.
Buah belimbing bisa dipanen setelah umur 40 sampai 50 hari dihitung dari masa pembungkusan. Total dari masa pembunggaan sampai panen memakan waktu sampai tiga bulan. Adapun cara-cara perawatan harian yang harus dilakukan oleh Bambang untuk merawat tanaman belimbingnya diantaranya melakukan penjarangan, penyiangan, pemupukan, dan pengairan. Pertama, Penyulaman atau penjarangan merupakan salah satu cara merawat tanaman belimbing dengan mengurangi ranting pohon yang dirasa kurang produktif, sehingga nantinya nutrisi dari pohon akan berfokus pada buahnya saja dan buah yang akan dihasilkan akan lebih besar serta lebat. “Dalam hal ini usahakan tidak ada buah yang bergerombol dan berdempetan, dengan mengakali menggunakan tali dapat ditarik kearah yang berbeda, hal ini menhindarkan buah yang kecil-kecil saat panen nanti, penjarangan dilakukan ketika umur buah 5-10 hari dan bentuknya masih 3-5 cm/buah,” jelasnya.
Kedua penyiangan, yang dimaksudkan untuk merawat tanaman belimbing supaya menghasilkan produksi buah yang lebat dan berkualitas. Penyiangan bisa dilakukan dengan memangkas ranting atau daun yang menutupi buah, ini dimaksudkan agar buah mendapat sinar matahari yang cukup. Ketiga pemupukan, dilakukan pada enam bulan sekali dengan menggunakan pupuk kandang. Kemudian yang terakhir pengairan, tanaman belimbing adalah jenis tanaman yang juga membutuhkan air sepanjang tumbuhnya. Penyiraman untuk merawat tanaman belimbing saat musim kemarau, atau saat tanah sudah mulai kering. Pada musim kemarau dilakukan penyiraman setiap satu minggu dua kali, hal itu untuk membuat tanaman belimbing bisa produktif terus menerus setiap panennya.
Dengan penyiraman yang teratur maka akan membuat tanaman belimbing subur dan berbuah lebat. Akan tetapi pengendalian hama juga perlu dilakukan, lakukan pengecekan minimal satu minggu sekali atau empat hari sekali. Hama yang sering menyerang seperti ulat daun, kaper, dan juga lalat buah sangat memengaruhi produksi panen. Hal tersebut mengakibatkan buah menjadi kecil dan membusuk.
Tanaman belimbing bisa bertahan hingga umur 35-45 tahun. “Dalam sekali panen saya bisa mengantongi Rp 35 juta, dengan modal perawatan Rp 17 juta, pendapatan itu sepadan dengan perawatan buah ini dari awal”, ungkapnya dengan tersenyum. Harga jual belimbing satu kilogramnya sekitar Rp 14-15 ribu, tetapi harga tersebut bisa naik turun tergantung harga jual di pasaran. Buah belimbing yang bagus berwarna kuning dan berukuran besar, sedangkan yang jelek berwarna coklat, sehingga sebelum dijual harus disortir terlebih dahulu. Dari seluruh lahan belimbing bisa menghasilkan kira-kira 1 ton lebih.
Untuk saat ini ia sudah mempunyai 12 karyawan yang bertugas untuk merawat tanaman belimbing.  Lebih lanjut, ia juga menjual bibit belimbing, dan jika ada yang ingin berkunjung ke kebunnya juga bisa tetapi harus ijin terlebih dahulu, pengunjung dapat memetik buahnya sendiri secara langsung.
“Harapan kedepannya bisa menambah lahan agar saya bisa menambah produksi buah belimbing lebih banyak lagi, peminat buah belimbing bertambah, harga jual tetap stabil, dan bisa membuat produk olahan dari buah belimbing seperti bisa dibuat sirup belimbing, selai, dan produk makanan lainnya”, tutupnya. (Lia)

Komentar